Jelang Musyawarah kerja, MWC NU Kertosono siapkan Optimalisasi Program

MWCNU Kertosono — Sistem penataan program dan sistem kerja itu sangat penting dalam sebuah organisasi. Merasa hal itu sangat penting, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kertosono mengundang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama ( PCNU) Kabupaten Nganjuk untuk membedah tata kelola administrasi di Rumah H. Abbas Ahmad, Banaran Kertosono (Jumat, 16 September 2022).

Ketua MWCNU Kertosono, H. Abbas Ahmad mengatakan bahwa tata organisasi dan program kerja di MWCNU harus berkesinambungan dengan PCNU, apalagi saat ini mendekati momentum musyawarah kerja (musker).

“Musker kita sudah punya gambaran jelas. Pandungan dari PCNU Nganjuk sangat kita harapkan,” jelas H. Abbas Ahmad.

Senada dengan hal tersebut, Rois Syuriah MWCNU Kertosono, KH Ma’ruf Idris, M.A. mengatakan bahwa sebagai pengurus NU harus mengetahui dirinya hendak mengurusi apa. Oleh karenanya, ngaji tata administrasi dan tata organisasi itu sangat penting.

“Ya ini yang kita inginkan. Kita pahami penjelasan PCNU Nganjuk,” terang KH Ma’ruf Idris.

Tambahan beliau, untuk menuju optimalisasi organisasi program MWCNU Kertosono setiap pengurus harus paham dimensi-dimensi organisasi, yang terkadang jarang dibahas. Era serba maju kiranya pembahasan organisasi sangat bisa dilakukan.

“Rencana kita punya program Ngopi Syuriah, disanalah kita bahas tuntas,” imbuh beliau.

Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Wakil Sekretaris PCNU, Rois Syuriah, Katib Syuriah, Ketua MWCNU, Sekretaris MWCNU, dan Ketua Lembaga MWCNU. Di tengah hangatnya pembahasan, Sekretaris PCNU Nganjuk, Dr. Ali Anwar, M.Pd. mengatakan bahwa sebelum melangsungkan musker ada baiknya pengurus MWCNU Kertosono mengadakan pembicaraan program.

Menurutnya, sistem penataan program itu antarlembaga dapat bersinergi dan hidup bergerak untuk menjalankan programnya dengan tanpa ribet. Sedangkan, sistem kerja itu dimaksudkan agar semua pengurus MWCNU, mulai Mustayar, Syuriah, Tanfidziyah, dan Lembaga, serta Banom itu saling mensupport.

“Mustasyar, Syuriah, dan Tanfidziyah harus berupaya untuk membangkitkan Lembaga NU dan Ranting NU. Bagaimana itu bisa terjadi? Caranya ya dirapatkan, dikomunikasikan, dan dibangkitkan,” terangnya.

Misalnya begini, imbuhnya lagi, MWCNU Kertosono bisa mengklasifikasikan beberapa lembaga untuk menjadi satu dan membahas program kerjanya. Jika terdapat kesinambungan, antarlembaga bisa bekerjasama. Nah, diharapkan musker MWCNU Kertosono dapat melahirkan program-program unggulan yang dapat menjawab problematika masyarakat.

“NU hadir untuk memberi solusi,” tutupnya. (Nuril)