Kuliah Umum Drs. KH MA’RUF IDRIS, M.Ag. tentang Huruf Hijaiyah

Kertosono– Sejumlah Guru Al-Quran mendapatkan kuliah umum oleh Drs. KH. Ma’ruf Idris, M.Ag. di Ponpes Al-Hidayah, Bangsri Kertosono pada Selasa Sore (13 September 2022).

Kuliah umum tersebut mengupas tuntas huruf hijaiyah, yang menjadi ejaan huruf-huruf Al-Quran. Huruf hijaiyah menjadi hal wajib untuk dipelajari, terutama bagi Guru Al-Quran.

KH Ma’ruf Idris mengatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah bagi segenap umat Islam, tetapi menjadi fardhu ‘ain bagi setiap Guru Al-Quran. Selain itu, hukum membaca Al-Quran dengan bertajwid adalah fardhu ‘ain bagi segenap umat Islam.

“Tajwid itu penting, pelajarilah jika kalian sebagai Guru Al-Quran,” jelas beliau.

Memulai belajar tajwid, maka Guru Al-Quran harus memahami terlebih dahulu hakikat huruf hijaiyah. Menurut bahasa hijaiyah berasal dari akar kata hajaa, yahjuu, hijaa’an, yang berarti ejaan arab sebagai bahasa asli Al-Quran.

Huruf hijaiyah yang digunakan dalam Al-Quran terdapat 29 huruf, yakni dimulai dari huruf alif dan dikahiri dengan huruf ya. Jumlah tersebut termasuk alif sebagai huruf mad. Pada dasarnya alif dengan hamzah itu sama. Bedanya, alif berharakat mati, sedangkan hamzah berharakat hidup.

“Kalian juga harus mengenali pelafalan huruf hijaiyah sebagai pondasi awal,” kata beliau.

Pelafalan huruf hijaiyah dibagi menjadi dua, yakni (1) asmaul huruf atau nama-nama huruf, dan (2) musammayatul huruf atau yang dinamai huruf. Dalam membaca Al-Quran, seseorang harus menggunakan musammayatul huruf, kecuali pada huruf-huruf fawatihus suwar, yakni dibaca sebagaimana pelafalan asmaul huruf. Contohnya كهيعَصَ cara membacanya kaf-ha-ya-‘ain-shod.

SATU, pelafalan asmaul huruf dibagi menjadi tiga antara lain:

1) huruf hijaiyah yang hanya punya satu nama terdapat 16 huruf meliputi

ج، د، ذ، س، ش، ص، ض، ع، غ، ق، ك، ل، م، ن، و، أ

2) huruf hijaiyah yang punya dua nama terdapat 12 huruf meliputi

ي، ه ، ف، ظ، ط، ر، خ، ح، ث، ت، ب, ء

Misalnya hamzah boleh dibaca هَمْزَةٌ (menggunakan ta’), boleh juga dibaca هَمْزٌ (tanpa ta’). Misalnya lagi untuk huruf lainnya adalah boleh dibaca panjang atau pendek (tanpa menggunakan alif dalam membacanya).

3) huruf hijaiyah yang punya empat nama terdapat 1 huruf yakni

ز (za’)

Huruf za’ ada empat cara pelafalannya antara lain زَاءْ, boleh dibaca : زَاي : زَاءٌ (Mad) : زَا ( qosor) : زِيٌّ .

DUA, pelafalan musammayatul huruf. Perlu diperhatikan bahwa musammayatul huruf merupakan huruf-huruf yang sudah diharakati dan sudah mempunyai ketentuan bacaan.

Ada dua cara melafalkan musammayatul huruf antara lain:

1) jika yang ditanyakan adalah huruf mati, maka jawabnya dengan mendatangkan hamzah washol di awal kata, misalnya

أَبْ, اِبْ, أُبْ (AB, IB ,UB)

2) jika yang ditanyakan huruf hidup, maka jawabnya dengan menambah ha’ yang mati di akhir kata, misalnya :

بَهْ, بِهْ, بُهْ (BAH, BIH, BUH)

“Ini sekilas pelafalan huruf hijaiyah. Masih banyak ilmu yang dapat digali dalam Al-Quran,” terang beliau.

Bahkan beliau juga mengatakan bahwa ada satu huruf yang sulit pelafalannya, yakni huruf Dhod, ضَادْ.

KH Ma’ruf Idris menukil sebuah hadits yang berbunyi demikian

اَنَا اَفْصَحُ بِقِرَاءَةِ الضَّادْ
“Aku orang yang paling fasih membaca dhad.”

“Meski demikian, kita harus tetap semangat belajar tajwid,” pungkas beliau. (Nuril)